Proyek pembangunan jalan lingkar R3 dipastikan kembali mangkrak tahun ini. Alasannya, selain karena anggaran yang tidak ada, Kepolisian Daerah Jawa Barat juga menemukan adanya penyimpangan dalam proyek fase 3 yang sudah dikerjakan tahun 2015.
Padahal, masyarakat sudah menantikan realisasi jalan R3 yang menghubungkan Warungjambu (Bogor Utara) dengan Tajur (Bogor Timur), tanpa harus melintasi jalur utama Kota Bogor yang macet. Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan, hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke proyek jalan R3 di Katulampa Bogor Timur Kota Bogor.
Menurut Usmar, sejak awal proses pembebasan lahan hingga pembangunan jalan ini memang tidak mulus. Saat ini saja, masih ada beberapa ratus meter lahan yang belum jelas penggantiannya (ruislag).
"Prosesnya memang belum lancar, masih diperparah tidak ada anggaran untuk kelanjutan proyeknya. Malahan yang sudah jadi tapi belum selesai di STA 4 kilometer ini jadi temuan di Polda Jabar dan sedang diselidiki. Makanya, tidak ada yang berani mengucurkan anggaran untuk kelanjutan proyek," ucap Usmar.
Usmar mengatakan, masalah pembebasan lahan ada di seksi 2 sepanjang 300 meter serta pada konstruksi jembatan sebelum STA 400. Menurut dia, Pemerintah Kota Bogor seharusnya menyediakan lahan ruislag. Namun, lahan ruislag yang diberikan merupakan lahan bekas penguasaan Kementerian Keuangan yang belum jelas bukti autentiknya.
Lahan selanjutnya yang juga bermasalah juga masih dalam proses ruislag, tetapi dokumem dan bukti autentik kepemilikan lahan masih belum didapatkan. "Ditambah malah jadi temuan Polda Jabar," kata Usmar.
Ketika ditanya soal pelanggaran yang diselidiki, Usmar mengaku belum mendapatkan informasi yang jelas. Hanya saja, sejak pembangunannya, seksi ini memang bermasalah. "Bahkan pembangunannya wanprestasi. Sudah kita beri kelonggaran waktu, tetap tidak selesai dan bermasalah. Makanya tidak selesai dan jadi mangkrak begini," ujar Usmar.
Masalah lainnya, konstruksi jembatan juga dinilai Usmar salah total sejak awal. Usmar berharap DPRD Kota Bogor bisa menyetujui anggaran untuk perubahan desain jembatan pada APBD Perubahan tahun 2017 ini. Dengan demikian, di tahun 2018 nanti bisa dianggarkan untuk kelanjutan pembangunan fisik dari proyek tersebut.
Meskipun belum jadi, jalan yang setengah diaspal dan setengahnya masih bebatuan itu sudah sering kali dilintasi warga. Sejumlah warga yang ditemui "PR" meminta agar pembangunan jalan segera dilanjutkan agar aktivitas warga semakin lancar.
"Bagus, deh dicek sama pejabat. Supaya cepat diselesaikan. Soalnya penting untuk mobilitas warga dari Bogor Timur menuju ke pusat kota," ujar salah seorang warga, Dewi.
Selama ini, warga terpaksa melintasi pusat kota seperti Jalan Raya Tajur hingga Jalan Pajajaran. Jalan tersebut sering kali macet karena kepadatan arus lalu lintas.
Sumber: http://goo.gl/U20bNb
Padahal, masyarakat sudah menantikan realisasi jalan R3 yang menghubungkan Warungjambu (Bogor Utara) dengan Tajur (Bogor Timur), tanpa harus melintasi jalur utama Kota Bogor yang macet. Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan, hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke proyek jalan R3 di Katulampa Bogor Timur Kota Bogor.
Menurut Usmar, sejak awal proses pembebasan lahan hingga pembangunan jalan ini memang tidak mulus. Saat ini saja, masih ada beberapa ratus meter lahan yang belum jelas penggantiannya (ruislag).
"Prosesnya memang belum lancar, masih diperparah tidak ada anggaran untuk kelanjutan proyeknya. Malahan yang sudah jadi tapi belum selesai di STA 4 kilometer ini jadi temuan di Polda Jabar dan sedang diselidiki. Makanya, tidak ada yang berani mengucurkan anggaran untuk kelanjutan proyek," ucap Usmar.
Usmar mengatakan, masalah pembebasan lahan ada di seksi 2 sepanjang 300 meter serta pada konstruksi jembatan sebelum STA 400. Menurut dia, Pemerintah Kota Bogor seharusnya menyediakan lahan ruislag. Namun, lahan ruislag yang diberikan merupakan lahan bekas penguasaan Kementerian Keuangan yang belum jelas bukti autentiknya.
Lahan selanjutnya yang juga bermasalah juga masih dalam proses ruislag, tetapi dokumem dan bukti autentik kepemilikan lahan masih belum didapatkan. "Ditambah malah jadi temuan Polda Jabar," kata Usmar.
Ketika ditanya soal pelanggaran yang diselidiki, Usmar mengaku belum mendapatkan informasi yang jelas. Hanya saja, sejak pembangunannya, seksi ini memang bermasalah. "Bahkan pembangunannya wanprestasi. Sudah kita beri kelonggaran waktu, tetap tidak selesai dan bermasalah. Makanya tidak selesai dan jadi mangkrak begini," ujar Usmar.
Masalah lainnya, konstruksi jembatan juga dinilai Usmar salah total sejak awal. Usmar berharap DPRD Kota Bogor bisa menyetujui anggaran untuk perubahan desain jembatan pada APBD Perubahan tahun 2017 ini. Dengan demikian, di tahun 2018 nanti bisa dianggarkan untuk kelanjutan pembangunan fisik dari proyek tersebut.
Meskipun belum jadi, jalan yang setengah diaspal dan setengahnya masih bebatuan itu sudah sering kali dilintasi warga. Sejumlah warga yang ditemui "PR" meminta agar pembangunan jalan segera dilanjutkan agar aktivitas warga semakin lancar.
"Bagus, deh dicek sama pejabat. Supaya cepat diselesaikan. Soalnya penting untuk mobilitas warga dari Bogor Timur menuju ke pusat kota," ujar salah seorang warga, Dewi.
Selama ini, warga terpaksa melintasi pusat kota seperti Jalan Raya Tajur hingga Jalan Pajajaran. Jalan tersebut sering kali macet karena kepadatan arus lalu lintas.
Sumber: http://goo.gl/U20bNb
0 comments:
Posting Komentar